Prodi Sastra Melayu FIB USU Gelar Workshop Telangkai Melayu

Print

MEDAN – HUMAS USU : Program Studi (Prodi) Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya USU berkomitmen penuh terhadap berbagai upaya melestarikan bentuk-bentuk kebudayaan Melayu. Komitmen itu tercermin salah satunya melalui Workshop Telangkai FIB USU yang digelar di Aula T. Amin Ridwan, Kampus USU Medan, Rabu (9/5).

“Kami dari Prodi Sastra Melayu FIB tidak tinggal diam dan akan terus berupaya menghidupkan kembali tradisi-tradisi adat yang ada pada Kebudayaan Melayu. Upaya tersebut salah satunya melalui Workshop Telangkai Melayu,” kata Ketua Prodi Sastra Melayu FIB USU, Dr Rozana Mulyani, MA.

Lebih lanjut Dr Rozana menandaskan bahwa upaya tersebut selaras dengan pepatah “Takkan Hilang Melayu di Bumi.”

Melayu 1Sementara itu, Dekan FIB USU, Dr Budi Agustono, MS, dalam sambutannya menyatakan bahwa ia sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan yang digelar Prodi Sastra Melayu.  Menurutnya, budaya merupakan identitas suatu bangsa yang dapat diwariskan kepada para generasi muda, sehingga tak punah digerus zaman. Sudah menjadi kewajiban semua elemen masyarakat untuk giat menjaga dan mewariskannya.

Pemateri yang dihadirkan adalah Drs Dt Chairul Anwar dan T Ismail Manan, yang dalam paparannya menyatakan bahwa di masa sekarang telah terjadi pergeseran fungsi dan makna seorang telangkai. Berbeda dengan zaman dahulu, saat telangkai menjadi hal yang sangat penting dalam acara adat. Telangkai merupakan tokoh yang sangat penting dan dihormati. Telangkai selalu didengarkan petuahnya oleh masyarakat Melayu, bukan saja dalam upacara adat, namun juga pada kehidupan sehari-hari. Di masa sekarang kehadiran telangkai cenderung hanya dipandang sebagai pelengkap upacara adat saja.

Workshop digelar dengan maksud agar mahasiswa dan kaum intelektual Sastra Melayu dapat melakukan kajian-kajian ilmiah yang mendorong terlestarikannya Budaya Melayu ini. Ketua Panitia Workshop, Dedy Rahmad S, MSi, menyatakan bahwa workshop digelar sebagai terobosan baru yang dilakukan Program Studi Sastra Melayu dalam kaitan pelestarian kebudayaan Melayu. “Workshop ini juga sebagai ajang praktek bagi para mahasiswa untuk mengetahui dan memahami berbagai tradisi dalam kebudayaan Melayu,” ujar Dedy.

Dalam waktu dekat Prodi Sastra Melayu akan menggelar Seminar Internasional Budaya Melayu dan Pesta Budaya Melayu sebagai event tahunan di USU untuk mempromosikan warisan budaya tersebut. (Humas)