MEDAN: Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dalam upanya meningkatkan kualitas layanan khususnya pendeteksian penyakit seperti kanker dan tumor, melalui alat Mamografi. Mamografi adalah tipe khusus dari pencitraan yang menggunakan mesin rontgen dosis rendah untuk memeriksa payudara, menunjukkan jaringan, kelenjar, lemak dan pembuluh darah di bawah kulit payudara.
Hal itu disampaikan Prof. dr. Abdul Rasyid, Ph.D, ahli Radiologi RS USU di Medan, Selasa (16/01/2018). Keberadaan alat itu sangat dibutuhkan mengingat ancaman terbesar saat ini adalah kanker payudara yang menduduki peringkat nomor 2 terbanyak diderita pada wanita karena dugaan faktor genetika. Sementara pembunuh nomor satu di dunia dalah kanker serviks dan Indonesia menjadi negara nomor satu di dunia yang paling banyak warganya terkena kanker serviks.
Berdasarkan keterangan, idealnya wanita melakukan mammogram jika melihat adanya perubahan pada payudara atau jika berusia 35 tahun dan di atas. Selama bertahun-tahun mammogram telah digunakan untuk membantu dokter dalam diagnosis masalah payudara.
Ada dua alasan untuk melakukan diagnosa dan pemeriksaan mammogram.
Diagnosa
Diagnosis berarti mengevaluasi pasien dengan temuan abnormal pada payudara baik ditemukan oleh diri sendiri atau dokter. Menemukan benjolan atau perubahan pada payudara Anda adalah pengalaman mengkhawatirkan. Perubahan dapat meliputi penebalan (setiap perubahan ukuran atau bentuk payudara), nyeri pada payudara atau puting mengeluarkan darah. Kebayakan perubahan bukanlah kanker akan tetapi Anda perlu melihat dokter Anda sesegera mungkin untuk mengatur tes yang diperlukan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan berarti mencari adanya kemungkinan kanker payudara, meskipun kondisi kita baik. Mammogram dapat mendeteksi perubahan kecil pada payudara yang mungkin tidak disadari menyadarinya. Perubahan ini mungkin di karenakan kanker. Deteksi dini dan pengobatan kanker tersebut menawarkan kesempatan terbaik untuk penyembuhan. Sekitar 1 di antara dari 17 wanita akan beresiko terkena kanker payudara pada suatu waktu dalam hidupnya. Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara harus menyadari bahwa hal ini meningkatkan risiko mereka sendiri dan pemeriksaan payudara sangatlah penting bagi mereka.
Sementara menurut Prof Abdul Rasyid, saat berada di rumah bisa dilakukan memeriksa sendiri dengan meraba dengan tangan begitu ada benjolan periksa dengan dokter.
Dalam kesempatan terpisah Sementara itu dr Riyadh Ikhsan mewakili Dirut RS USU Dr dr Syah Mirsa Warli, SpU menyambut baik penggunaan alat Mamografi itu. Dr Riyadh menyampaikan apresiasinya dan menyatakan dengan keberadaan mamografri ini akan mampu mendeteksi secara dini keberadaan penyakit kanker dan tumor. Dan masyarakat Sumut dapat melakukan pemeriksaan secara dini sehingga dapat dilakukan pencegahan penyakit itu menjadi meluas.
Saat ini RS USU memiliki 17 poliklinik yakni anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, THT, mata, syaraf, kulit kelamin, jantung, rehabilitasi medis, bedah syaraf , orthopaedi, bedah anak, tumbuh kembang,psikiatri kesehatan jiwa, paru, anasthesi . Sementara jumlah tempat tidur beroperasional sekarang adalah 109 tempat tidur sementara jumlah tempat tidur akan beroperasional sebanyak 56 tempat tidur. (Humas)